Wednesday, May 16, 2018

Pengukuran (measuring)

PENGUKURAN (Measuring)







BACAAN LAIN: 
Sruktur Kristal Logam klik DISINI


Keep running though haunted by fatigue, keep learning despite being approached by boredom, because the things we do for sure there will always be obstacles that hinder.
Yaps kata kata itu menggambarkan kalau belajar itu pasti ada hambatan entah itu bosan ataupun yang lainnya, maka dari itu mulailah dari sekarang untuk memotivasi diri kalian untuk terus belajar
Belajar dari hal kecil mungkin itu bisa jadi pilihan yang tepat
Karena belajar adalah proses 
Kata orang sih proses tidak akan membohongi hasil, Benarkah?

Tentu saja, dengan proses belajar yang begitu panjang dan usaha kita dalam mempelajari pelajaran kita maka kita akan memperoleh hasil yang sepadan.

 Dan, Sampailah anda pada Artikel saya mengenai pengukuran.

•Apakah kalian tau apa itu pengukuran?
•Apakah ada sejarah pengukuran?
•Apa saja sih yang akan dibahas dipengukuran?

Baiklah mungkin itu sebagian pertanyaan kalian tentang pengukuran, Saya akan menjawabnya dalam artikel dibawah ini.




PENGUKURAN 
(Measuring)

Mengukur berarti mambandingkan suatu besaran yang akan diukur dengan suatu ukuran pembanding yang telah ada (Besaran yang telah di standartkan).
Orang dahulu jika membangun atau membuat suatu alat memerlukan ukuran dan tipe yang mudah, Secara logika mereka menggunakan ukuran pembanding dari bagian bagian tubuh mereka.

Sejarah



Bangsa mesir kuno mengembangkan ukuran dengan:  
 1. Cubit : yaitu panjang antara siku sampai dengan ujung jari tengah.

 2. Span : yaitu ½ (separo) dari cubit yang diukur dari ibu jari sampai ujung jari kelingking yang direntangkan.

 3. Palm : Yaitu 1/6 (seper enam) dan diukur dari pangkal jari telunjuk sampai pangkal jari kelingking.

Cubit, Span dan Palm

Digit dan inch
4. Digit : yaitu nilainya 1/24 (seper dua puluh empat) ,yang diukur lebar ujung jari tengah. 

5.  Inch : yaitu ukuran yang dikembangkan bangsa Roma yang diukur sebesar lebar ibu jari.

6.  Rot : yaitu ukuran yang nilainya ½ foot dengan ukuran 16 panjang telapak kaki orang berbaris .

7.  Raja Edward (Inggris) dengan ukuran 1 inchi adalah diukur sebesar 3 (tiga) buah biji gandum juwawut yang kering ditata memanjang.

Rot dan juwawut raja edward

  Pembedaan Tujuan Pengukuran




Ukuran – ukuran (besaran) yang waktu itu belum terorganisir , hanya menurut besaran dan nilai dari kelompoknya, maka setelah distandartkan nilai ukuran yang tepat sesuai tuntutan jaman dapat dibedakan dalam :  

 1. Pengukuran Mutlak.  

 2. Pengukuran Banding dan,  

 3. Methode Pengukuran.

1. Pengujuran Mutlak yaitu, Pengukuran yang nilai ukurannya nyata dan dapat langsung dibaca nilainya. Contoh : Mistar Berskala, Mikrometer dll.

2. Pengukuran Banding yaitu, Pengukuran yang nilai ukurannya tidak langsung dibaca ,sehingga memerlukan ukuran lain yang berskala, hanya sebagai ukuran pembanding saja. Contoh : Caliper, Divider dll

3. Methode Pengukuran yaitu, Pengukuran dengan jalan pemeriksaan, apakah ukuran nyata (yang dikehendaki) berada didalam daerah antara ukuran- ukuran yang diizinkan. Contoh : Kaliber (mal ukuran)


●  Besaran dan Besaran Standart

 Besaran (Kwantitas).

Bangunan ditempat kita berada memiliki ukuran panjang, ukuran lebar, ukuran tinggi. Selain dari itu didalam bangunan dapat dikatakan terdapat suhu tertentu. Bangunan tersebut retbuat dari berbagai macam bahan yang memiliki massa, dan dari sifatnya dapat dikatakan bagus , kurang bagus atau menyenangkan dan kurang menyenangkan, kita tidak dapat menanyakan berapa besar ?.

Untuk menunjukkan perbedaan antara sifat sifat tersebut diatas maka panjang, lebar, tinggi, suhu, dan massa dinamakan besaran (kwantitas).
 
Ciri dari besaran ialah kita dapat menyebutkan dalam nilai bilangan

  Besaran Standart



Besaran standart harus memenuhi syarat syarat : 1. Dapat didefinisikan secara fishik. 2. Jelas dan tidak berubah dengan waktu. 3. Dapat digunakan sebagai pembanding dimana saja didunia. Sedang yang dimaksud standart sendiri adalah satuan baku agar di pelbagai daerah dan bagian dunia ini dapat saling membandingkan atas suatu dasar yang konsisten. Standart terdiri dari :

A. Standart Lokal

B. Standart Nasional

C. Standar Internasional


BESARAN

Ada dua besaran yaitu, :

a. Besaran Pokok

b. Besaran Turunan

BESARAN POKOK menpunyai 7 besaran dan 2 tambahan



Pemakaian nama depan untuk menyingkat hasil pengukuran :





Standart Panjang


        Pada mulanya meter dimaksudkan sepersepuluh (1/10) dari kwadran bumi, yang didefinisikan sebagai panjang dari Prototype Meter Internasional yaitu jarak antara dua garis pada suatu batang platinum vinidium yang dipelihara dalam kondisi sangat teliti di Biro Internasional untuk bobot dan ukuran (International Bureau of weights and Measured) di Sevies Perancis.

 Pada tahun 1960 Konferensi umum tentang standart bobot dan ukuran (General conference of weights and measured) mendefinisikan meter standar dengan “ Panjang gelombang cahaya merah jingga lampu kripton 86 = 1.650.763,73 didalam ruang hampa udara yang mengalami transisi diantara tingkap 2p ₁₀ dan 5d ₅.

 Hubungan antara meter dan inchi menurut peraturan Mendenhall adalah 1 meter = 39.37 inchi atau 1 inchi = 25,4 mm


Standart Massa


Kilogram didevinisikan sebagai massa dari Prototype kilogram Internasional, suatu massa dari Platinum -iridium yang di simpan di International Bureau of Weights and Measured di Sevies Perancis

  Dari antara standart – standart kilogram merupakan satu satunya yang ditentukan dengan suatu Prototype ( benda model atau pola aslinya)

Peraturan Mandenhall tahun 1893 memuat hubungan : 1 Lb avoirdupoin = 453,592. 427.7 gram. Pada tanggal 1 Juli tahun 1959 diubah menjadi : 1 Lb avoirdupoin = 453,592. 37 gram.


Standart Waktu (frekwensi)


Sampai Tahun 1956 : Detik didefinisikan sebagai 1/86.400 dari periode rata – rata putaran bumi di sumbunya . Meskipun nampaknya relatip sederhana, dan definisi yang jelas, namun masih didapatnya masalah perlambatan pelan dari putaran bumi = 0,001detik per abad.

Tahun 1956 detik disempurnakan dengan definisi sebagai 1/31.556.925.9747 waktu yang diperlukan oleh bumi untuk mengitari matahari di tahun 1900 yang disebut detik ephemeris.

Tahun 1967 pada General Conference on Weights and Measured secara resmi memakai satuan waktu sistem Internasional didefinisikan “ detik ialah lamanya 9.192.631.770 periode radiasi pada transisi antara dua level hiperfine keadaan dasar dari atom sisium 133 .


Stansart besaran Listrik


Diturunkan dari satuan mekanika gaya , massa , panjang dan waktu.

Satuan – satuan ini menunjukkan satuan listrik absolut dan agak berbeda dari satuan listrik sistem Internasional yang diterapkan pada th 1948, Keunggulan utama sistem ini ialah memungkinkan dibuatnya sistem standart yang keluarnya dapat langsung dihubungkan dengan satuan – satuan listrik absolut.

Konversi dari sistem Internasional dilakukan dengan menggunakan hubungan sbb:

1 ohm Internasional = 1.00049ohm absolut.

1 volt Internasional = 1.000330 volt absolut.

1 Amphere Internasional = 0,99835 amphere absolut.

Kalibrasi dilaboratorium biasanya dilakukan dengan bantuan standart seconder . Untuk sumber tegangan (volt) dan tahanan standart sebagai standart pembanding bagi pengukuran tahanan listrik.


Standart Suhu



Laboratorium Nasional AS, Inggris, Jerman mengusulkan satuan standart suhu, yang dikenal sebagai skala suhu Internasional 1927 (ITS 27)

Lord Kelvin pada th 1854 mendasarkan atas 6 (enam) titik suhu tetap yang tergantung pada sifat- sifat bahan tertentu termasuk titik es, uap, dan air.

InternationalePractical Temperature scale of 1968 (IPTS - 68) dipakai oleh Iternational Commite on Weights and Measured.

Satuan dasar suhu Kelvin (K) didefinisikan sebagai 1/273,16 bagian dari suhu termodinamik titik tripel air, yaitu suhu dimana fasa padat , cair , dan uap air berada dalam keseimbangan.

Derajat Celsius ( ⁰C) didefinisikan sebagai : t = T - 273,15 dimana t = derajat Celsius , T = derajat Kelvin





ALAT UKUR


Dari hal yang telah dipelajari diatas, jika hanja memandang difinisi pengukuran dan difinisi meter, kilogram  dan lain – lain , maka mustahil untuk melakukan pengukuran atas dimensi suatu produk.

Dalam prakteknya pengukuran tidak dilakukan secara langsung membandingkan dengan standart meter, kilometer dan sebagainya ,melainkan  digunakan alat pembanding yaitu Alat ukur.

Pada bermacam – macam alat ukur didapat Skala Ukur.yang menunjukkan bagian dari ukuran standart , misalnya meter didapat milimeter ( mm) atau micro meter ( µm) , juga kilogram ( kg) atau gram (g)  , Dari skala ukur ini dapat kita baca Dimensi dari benda yang kita ukur.

Yang perlu diperhatikan bahwa prinsip kerja yang ditunjukkan Skala ukur sesuai yang diukur.

Untuk memastikan  harga yang ditunjukkan oleh Alat Ukur tidak menyimpang dari satuan standart , maka harus dilakukan Kalibrasi

Kalibrasi


Kalibrasi dapat dilakukan dengan prosedur :

1. Standart Primer.

2. Standart sekunder.

3. Sumber masukan yang diketahui.

Contoh : Sebuah meter aliran (flow meter) dikalibrasi dengan :  

1. Membandingkan dengan fasilitas pengukur aliran standart di National Bureu of Standart America.  

2. Membandingkan dengan meter aliran lain yang ketelitiannya diketahui.

3. Melakukan kalibrasi langsung dengan pengkur primer seperti menimbang sejumlah tertentu air dalam tangki dan mencacat waktu yang digunakan untuk mengalirkan kwntitas air tersebut melalui meter alir tersebut.


Dinensional / Pembagian


Dimensional ialah variabel fisik yang digunakan untuk menyatakan sifat atau perangai suatu sistem tertentu.

Contoh :
 1. Panjang suatu batang adalah dimensi batang itu.

 2. Suhu gas dianggap dimensi termodinamik gas itu. Semua besaran fisik yang kita gunakan dapat dinyatakan dengan dimensi fundamental dan satuan kita gunakan untuk mengukur dimensi itu.


Klasifikasi Alat Ukur


  KLASIFIKASI ALAT UKUR DAPAT DIBEDAKAN DALAM :
A) Berdasarkan sifat dari alat ukur itu. B) Berdasarkan prinsip kerjanya.
 1. Langsung. 2. Pembanding. SIFAT 3. Standart 4. Batas (kaliber). 5. Bantu. ALAT UKUR 1. Mekanik. 2. Electrik. Prinsip Kerjanya 3. Optik. 4. Hidrolik. 5. Pneumatik (aerodinamik)


PENJELASAN

  Alat Ukur Langsung : Yang mempunyai skala ukur dan telah dikalibrasi .   
Hasil [engukuran dapat langsung dibaca pada skala tersebut.  

Alat ukur Pembanding : Yang mempunyai skala ukur dan telah dikali brasi . Karena daerah xkala ukurnya terbatas alat ini hanya digu na kan sebagai pembacaan besarnya selisih suatu dimensi thd ukuran standart.  

Alat ukur Standart : Yang mampu memberikan atau menunjukkan suatu harga ukuran tertentu. Bersama sama digunakan dengan alat ukur pembanding untuk menentukan dimensi obyek ukur.  

 Alat ukur Batas (kaliber) : Yang mampu menunjukkan apakah suatu dimen si terletak didalam atau didaerah luar toleransi ukuran.  

 Alat ukur Bantu : Yang bukan merupakan alat ukur dalam arti yang sesungguhnya , akan tetapi peranannya adalah penting sekali dalam melaksanakan suatu pengukuran.


UKUR


 Kebanyakan Alat ukur mempunyai kerangka kerja yang pengaturannya terdiri atas 3(tiga) fase atau tingkatan.  

 Tingkat I : tingkat detector pengubah atau tingkat pengindera.  

 Tingkat II : tingkat menengah, yang sering disebut tingkat penyiapan sinyal (signale conditioning).  

 Tingkat III : tingkat terakhir atau tingkat pembacaan (read out).


Piranti Pengukuran Dan Pengindraan


    Seperti telah diuraikan diatas bahwa kerangka kerja pengukuran terdiri dari 3 (tiga) tingkat atau fase yang memerlukan piranti atau alat (devise) yang berdasar prinsip kerjanya, mekanik ,electrik, optik, hidrolik maupun pneumatik (aerodinamik)  

SENSOR : Adalah PERABA dari alat ukur yang menghubungkan alat ukur dengan benda kerja.
CONTOH : 

 1. Ujung ujung kontak dari micrometer.  

 2. Kedua lengan dari mistar sorong / cernier caliper.  

 3. Jarum dari alat ukur kekasaran permukaan.  

 4. Sistem lensa (obyektif) untuk alat ukur optik.  

 5. Poros dengan lubang lubang kecil melalui mana udara tekan me ngalir keluar untuk alat sensor pneumatik

Idealnya sensor ini tidak peka terhadap masukan yang lain Jika alat untuk pengindera tekanan , harus tidak peka thd percepatan.
Jika alat untuk mengindera regangan, harus tidak peka thd suhu. Jika alat untuk mengindera percepatan linier, harus tidak peka thd perc sudut.



Pengubah


            Pengubah atau tranduser adalah bagian yang terpenting dari piranti alat ukur , melalui mana isyarat dari sensor diteruskan , diubah atau diolah terlebih dahulu sebelum diteruskan kebagian lain (fase tiga) Pada bagian inilah diterapkan prinsip prinsip kerja jang bermacam macam yaitu : Kinematik (mekanik) , electrik, optik, pneumatik atau hidrolik sampai pada sistem gabungan , kesemuanya ini berpedoman pada tujuan untuk memperbesar dan memperjelas perbedaan agar mudah ditampilkan pada fase 3 (tiga).  

 Aksi ini biasanya diubah masukan kebentuk analog. Medium yang ditangani ialah Informasi. Detector mengindera masukan Informasi ( I in ) dan kemudian mengubahnya kedalam bentuk yang memungkinkan ( I out). Hubungan ini dapat dinyatakan kedalam bentuk :  

I out = f. (I in). Atau efisiensi pengalihan f = I out / I in.  

 Nilai f tidak mungkin lebih dari 1 (satu) , Karena alat pengambil tidak bisa membuat Informasi. Hanya menerima dan memroses . 

 Jelas Bahwa Informasi transfer dikehendaki sebesar mungkin Kepekaan dapat dinyatakan dengan η = d I P V out / d in. η sering kali mendekati konstan , artinya keluaran merupakan fungsi linier dari masukan


Pengubah Mekanik

        Prinsip kerja dari pengubah mekanik semata mata berdasarkan prinsip kinematis yang meneruskan serta mengubah gerakan (biasanya gerakan Translasi ) menjadi gerakan Rotasi yang relatip lebih besar perubahannya.

Contoh :
 1. Pada jam ukur .
 2. Micrometer .
 3. Pengukur tekanan tabung bourdon.  4. Eden Rolt Millionth Comparator.
 5. Alat ukur pembanding Johanson         Microkator.


TABUNG BOURDON


Tabung ini berfungsi untuk mengubah Sinyal tekanan menjadi gerakan meka Nik. Tahap antara susunan roda gigi Yang memperbesar (memperkuat gera Kan di ujung tabung , sehingga gerakan Kecil saja dapat menghasilkan ¾ putaran


Pengubah Eden Rolt Millionth Comparator


   Sistem pengubah mekanik dari EdenRolt Millionth Comparator : Menggunakan dua buah blok yang diikat dengan pelat tipis seperti pada gambar,



 Blok ukur yang akan dikalibrasi apabila diletakkan diantara landasan tetap dengan kontak pengukur ( sensor mekanis) akan mengakibatkan gerakan translasi dari blok Mrelatif terhadap blok yang diam F. Pengubah mekanik = 400 X Pengubah optik = 50 X Jadi Pembesarannya = 400 X 50 = 20.000 X



Pengubah Alat Ukur Pembanding Johansson Mikrorator


Bagian dari alat pengubah pembanding Johansson Mikrokator , mempunyai pelat tipis dengan jarum penunjuk
Perbesaran ini dapat mencapai 5000 X




Pengubah Sigma Komparator


       Alat ukur pembanding mekanik buatan dari pabrik sigma ini menggunakan engsel yang bebas gesekan , yaitu terdiri dari dua blok yang disatukan dengan tiga plat tipis yang saling menyilang . 

Apabila dalam salah satu blok yang bebas bergerak diberi suatu beban , maka blok ini akan terputar relatif terhadap blok yang diam, persis gerakan pada engsel.



Pengubah Opto Mekanik


   Pengubah opto mekanik merupakan alat ukur pembanding dengan prinsip kerja alat ukur mekanik dan optik . Dari pengubah sistem kinetik yang berfungsi memperbesar perubahan silinder pengukur (sensor) menurut perbandingan jarak antara kedua ujung badan rehadap engselnya.  

Sistem mekanik digabung dengan sistem optik. Melalui cermin yang kemiringannya dapat diubah . Sementara itu cermin berfungsi pemantul berkas cahaya. Jika perbandingan jarak antara kedua ujung batang kinematis terhadap engselnya antara 20 : 1 , sedang perbandingan radius skala dengan jarak antara ujung engsel terhadap ujung cermin pemantul adalah 50 :1 ,maka perbesaran total alat ukur = 1 x 20 dan optik 50 : 1 = 50 x 20 x 2 = 2000 x




Pengubah Elektrik



 Pengubah yang memakai prinsip kerja electic berfungsi untuk mengubah isyarat perubahan besaran non electric ( misalnya perubahan panjang) baik yang langsung dari sensor atau yang melalui pengubah primer (biasanya pengubah mekanik) menjadi isyarat perubahan besaran electric

Perubahan besaran electris (arus atau tegangan) listrik dengan pengubah kapasitor dan transformator.

Kapasitor dapat terbentuk apabila 2 (dua) buah pelat metal (dengan luas yang sama) didekatkan sampai jarak tertentu dan besarnya kapasitas untuk mengumpulkan muatan listrik dari kapasitor ini adalah berbanding terbalik dengan jarak tersebut.




JENIS DAN CARA PENGUKURAN


Pengukuran mencakup :

1. Ukuran
2. Bentuk
3. Kekasaran Permukaan

Jenis pengukuran dapat dibedakan :
1. Linier.                   5. Ulir.

2. Sudut atau kemiringan 6. Roda gigi.

3. Kedataran   7. Penyetelan posisi.

4. Profil.        8.Kekasaran permukaan

Dari bermacam macam jenis pengukuran tersebut diatas hanya pengukuran linier yang paling banyak dipakai  .


SIFAT UMUM DARI ALAT UKUR


     Alat ukur merupakan suatu alat yang dibuat oleh manusia , dengan demikian ketidak sempurnaan adalah merupakan ciri utama. Untuk menyatakan sifat – sifat alat ukur digunakan beberapa istilah teknik yang harus kita ketahui :

 a).  Rantai kalibrasi / mampu usut.
 b).  Kepekaan (sensitivity).
 c).  Kemudahan baca (read ability).
 d).  Histerisis.
 e).  Kepasipan (pasivity).
 f).  Kestabilan nol (zero stability).
 g).  Pengambangan (floating).

 h).  Pergeseran (shifting, drift).


RANTAI KALIBRASI


     Setelah alat ukur dibuat, harus dilaksanakan suatu kalibrasi / peneraan untuk mencocokkan harga harga yang tercantum dalam skala alat ukur dengan harga standart dan kalibrasi ini dilakukan bukan saja pada alat ukur yang baru / setelah dibuat, melainkan wajib bagi alat alat ukur yang telah lama dipakai untuk menghindari kesalahan – kesalahan (penyimpangan – penyimpangan karena keausan dari komponen.

Maka sifat ukur yang digunakan operator alat ukur kerja dapat diperiksa melalui rantai kalibrasi.

 Ada 4 (empat) tingkatan rantai kalibrasi :
1 : Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standart.

2. : Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standart yang lebih tinggi.

3 : Kalibrasi alat ukur yang no 2 tadi dengan standart nasional.

4. : Kalibrasi alat ukur standart nasional dengan standart Internasional.


KEPEKAAN (SENSITIVITY)



Setiap alat ukur mempunyai kepekaan tertentu, yaitu kemampuan alat ukur untuk merasakan sesuatu perbedaan yang relatif kecil dari harga yang diukur ,misalnya dua alat ukur yang sejenis A dan B digunakan untuk memeriksa perbedaan panjang dan kecil. Apabila alat ukur A lebih jelas menunjukkan suatu perbedaan pada skalanya dari pada yang ditunjukkan oleh alat ukur si B, maka alat ukur si A lebih peka (sensitive) dari alat ukur si B .


KEMUDAHAN BACA (READ ABILITY)




      Kemampuan sistem  penunjukan dari alat ukur untuk memberikan suatu angka yang jelas dan berarti dinamakan   “Kemudahan Baca “ baik secara langsung (garis – garis yang dibuat  dengan skala Vernier maupun Palmer ) dengan pengubah mekanik maupun electronik (digital ).



HISTERIS



    HISTERISIS : Adalah penyimpangan yang timbul (muncul) sewaktu dilakukan pengukuran secara kontinyu dari dua arah yang berlawanan, yaitu mulai dari skala nol hingga skala maxsimum, kemudian diulangi dari skala maxsimum sampai dengan skala nol. Hal ini sering muncul (timbul) pada jam ukur  

 Pada jam ukur seperti diatas, histerisis disebabkan karena sewaktu poros bergerak keatas adalah melawan gaya gesekan serta gaya pegas (dari jam ukur) , sedang sewaktu turun poros menerima gaya pegas dan melawan gesekan , Supaya histerisis tidak terjadi gesekan pada poros dengan bantalannya harus diperkecil sehingga pengaruhnya tidak ada.


KEPASIVAN (PASIVITY)


      Kepasipan atau kelambatan bergerak / reaksi adalah merupakan kejadian dimana suatu perbedaan , perubahan kecil dari harga yang diukur (yang dirasakan sensor) tidak menimbulkan suatu perubahan apapun pada jarum penunjuk . Kepasipan dapat diartikan sebagai kelambatan alat ukur untuk bereaksi atas adanya perubahan yang dirasakan sensor.

PERGESERAN (SHIFTING, DRIEFT) Apabila terjadi suatu perubahan harga yang ditunjukkan pada skala atau yang dicatat pada kertas grafis, sedangkan sesungguhnya sensor tidak mengisyaratkan suatu perubahan, maka kejadian ini disebut dengan penggeseran . Keadaan ini sering dialami oleh alat ukur dengan pengubah electrik karena perubahan temperatur didalam alat ukur itu.

KESTABILAN NOL (ZERO STABILITY) Apabila setelah mengukur benda ukur diambil seketika , maka jarum penunjuk harus keposisi semula (posisi nol). Keadaan ini sangat erat hubungannya dengan histerisis karena aus pada mekanisme penggerak.



PENGEMBANGAN (FLOATING)


    Pengembangan terjadi apabila jarum penunjuk selalu berubah ubah posisinya (bergetar) atau angka penunjuk digitel berubah ubah . Hal ini disebabkan karena perubahan – perubahan kecil pada alat sensor.


KESALAHAN / PENYIMPANGAN  DALAM 
PROSES  PENGUKURAN
  
Pengukuran dalam hakekatnya mencakup 3 (tiga) hal :
   1.  Benda ukur.
   2.  Alat ukur.
   3.  Orang yang mengukur.
    Karena ketidak sempurnaan dari ketiga unsur tersebut maka dapat dikatakan bahwa tidak satupun pengukuran yang memberikan ketelitian yang absolut.

BACAAN LAIN TENTANG KESETIMBANGAN ENERGI
DISINI


   



No comments:

Pengukuran (measuring)

PENGUKURAN ( Measuring ) BACAAN LAIN:  Sruktur Kristal Logam klik DISINI Keep running though haunted by fatigue,...